KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan bismilahhirrahmannirrahim dan syukur atas kehadhirat Allah swt
dengan rahmat dan hidayahnya lah penulis telah menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Ampas Kopi dan Ampas Padat
Tahu Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Jagung Manis (Zea
mays saccharata)”
Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada Bapak selaku pembimbing pertama dan juga kepada
selaku pembimbing kedua, serta Bapak…………..selaku ketua prodi fakultas pertanian
jurusan agroteknologi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
sejak awal hingga selesai penulisan
penelitian ini.
Disini penulis menyadari dimana penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik tehnik
penulisan,
tata bahasa, maupun materi yang berkembang didalamnya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan
saran demi kesempurnaan
mutu penulisan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis mengharapakan semoga
penelitian ini berguna bagi penulis maupun pembaca.
Sigli,
08 Agustus 2014
Penulis
AGUSSALIM
NPM.
12103111017
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Jagung manis (zea
mays sacchrata sturt) sudah sejak lama dikenal oleh bangsa indian, Amerika.
Hal ini terbukti ketika tahun 1779 sullivar melakukan ekspedisi melawan suku
indian saat itu dalam perjalanannya ia menemukan ladang jagung manis pada tahun
1832, jagung manis telah banyak ditanam di Amerika. Di Indonesia,
daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di
daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif
karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Tim
Karya Tani Mandiri, 2010).
Jagung manis merupakan komoditas
pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan, karena rasanya
yang enak dan manis banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak.
Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung yang tinggi bila diusahakan
secara efektif dan efisien (Sudarsana, 2000).
Tanaman jagung
secara spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia ataupun hewan. Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi
di Indonesia. Sedangkan, berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia,
jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi. Tanaman jagung
hingga kini dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk penyajian,
seperti : tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta sebagai
pakan ternak dan lain-lainnya. Khusus jagung manis (sweet corn), sangat
disukai dalam bentuk jagung rebus atau bakar (Derna, 2007).
Jagung manis mengandung kadar gula yang
relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau
direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput
dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan ternak, bahan baku pengisi obat
dan lain-lain (Harizamrry, 2007).
Permintaan pasar nasional dan internasional terhadap jagung manis
cenderung meningkat, karena banyak negara yang senantiasa membutuhkan dalam
jumlah besar. Potensi tanaman jagung manis tiap hektarnya yang masih rendah sedang
permintaan pasar terus meningkat, sehingga pembudidaya jagung manis yang baik
merupakan hal yang tepat dan mempunyai prospek pasar yang sangat bagus dan
cerah dimasa mendatang (yulianti, 2010).
Jagung manis semakin populer
dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dari jagung biasa,
di samping itu umur produksi lebih singkat (genjah) sehingga sangat
menguntungkan jika dibudidayakan. Selama pertumbuhannya jagung manis memerlukan
unsur hara yang diserap dari dalam tanah, jika tanah tidak menyediakan unsur
hara yang cukup mendukung pertumbuhan optimal, maka harus dilakukan pemupukan.
Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi. Suatu tanaman dapat
tumbuh dengan optimal bila dosis pupuk yang diberikan tepat (Sarief, 1986).
Melalui pemupukan diharapkan
dapat memperbaiki kesuburan tanah antara lain mengganti unsur hara yang hilang
karena pencucian dan yang terangkut saat panen. Pemberian pupuk urea, TSP dan
KCl sebagai sumber N, P dan K merupakan usaha untuk meningkatkan produksi
tanaman (Rukmana, 1997).
Tanaman jagung tidak akan memberikan
hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia.
Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan
tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis
diserap tanaman (Lingga
dan Marsono, 2004)
Limbah industri tahu adalah limbah
yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai.
Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum
dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan
ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang
langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. limbah cair yang
dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami
perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau
menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman
penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh
manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat
kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan.
Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila
masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit
lainnya.
Pengolahan kopi
secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa buah pada proses pengupasan
buah (pulping) dan kulit tanduk pada saat pengerbusan (hilling). Limbah padat kulit buah kopi (pulp) belum dimanfaatkan secara optimal,
umumnya ditumpuk disekitar lokasi pengolahan selama beberapa bulan,sehingga
timbulnya bau busuk dan cairan yang mencemari lingkungan. Limbah kulit buah
kopi memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang memungkinkan untuk
memperbaiki tanah (Dirjen perkebunan, 2008).
Dari uraian diatas maka belum
diketahui Pengaruh Dosis
Ampas padat Kopi dan Ampas Padat Tahu Terhadap hasil Tanaman Jagung Manis sehingga perlu
dijawab melalui sebuah penelitian.
1.2 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pemberian dosis ampas padat kopi dan ampas padat tahu terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis dan ada tidaknya interaksi antara kedua fakor yang
diberikan.
1.3 Hipotetis
1.
Diduga ada
interaksi pemberian ampas padat kopi dapat meningkatkan produksi jagung manis.
2.
Diduga ada
interaksi dari pemberian ampas padat tahu terhadap produksi jagung manis.
3.
Diduga terdapat Interaksi
dari pemberian ampas kopi dan pemberian ampas padat tahu terhadap produksi
jagung manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar