Rabu, 14 Oktober 2015

PROPOSAL PENELITIAN PERTANIAN AGROTEKNOLOGI

KATA PENGANTAR
            Dengan mengucapkan bismilahhirrahmannirrahim dan syukur atas kehadhirat Allah swt dengan rahmat dan hidayahnya lah penulis telah menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ampas Kopi dan Ampas  Padat Tahu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata)”
     Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak selaku pembimbing pertama dan juga kepada selaku pembimbing kedua, serta Bapak…………..selaku ketua prodi fakultas pertanian jurusan agroteknologi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal hingga selesai penulisan penelitian ini.
       Disini penulis menyadari dimana penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik  tehnik penulisan, tata bahasa, maupun materi yang berkembang didalamnya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan mutu penulisan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis mengharapakan semoga penelitian ini berguna bagi penulis maupun pembaca.

                                                                                                Sigli, 08 Agustus 2014
                                                                                                Penulis
                                                                                    AGUSSALIM
                                                                                                NPM. 12103111017



I PENDAHULUAN
1.1       Latar belakang
Jagung manis (zea mays sacchrata sturt) sudah sejak lama dikenal oleh bangsa indian, Amerika. Hal ini terbukti ketika tahun 1779 sullivar melakukan ekspedisi melawan suku indian saat itu dalam perjalanannya ia menemukan ladang jagung manis pada tahun 1832, jagung manis telah banyak ditanam di Amerika. Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan, karena rasanya yang enak dan manis banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien (Sudarsana, 2000).    
Tanaman jagung secara spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia ataupun hewan.  Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia.  Sedangkan, berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi.  Tanaman jagung hingga kini dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk penyajian, seperti : tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta sebagai pakan ternak dan lain-lainnya.  Khusus jagung manis (sweet corn), sangat disukai dalam bentuk jagung rebus atau bakar (Derna, 2007). 
Jagung manis mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus.  Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan ternak, bahan baku pengisi obat dan lain-lain (Harizamrry2007).
Permintaan pasar nasional dan internasional terhadap jagung manis cenderung meningkat, karena banyak negara yang senantiasa membutuhkan dalam jumlah besar. Potensi tanaman jagung manis tiap hektarnya yang masih rendah sedang permintaan pasar terus meningkat, sehingga pembudidaya jagung manis yang baik merupakan hal yang tepat dan mempunyai prospek pasar yang sangat bagus dan cerah dimasa mendatang (yulianti, 2010).
Jagung manis semakin populer dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dari jagung biasa, di samping itu umur produksi lebih singkat (genjah) sehingga sangat menguntungkan jika dibudidayakan. Selama pertumbuhannya jagung manis memerlukan unsur hara yang diserap dari dalam tanah, jika tanah tidak menyediakan unsur hara yang cukup mendukung pertumbuhan optimal, maka harus dilakukan pemupukan. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi. Suatu tanaman dapat tumbuh dengan optimal bila dosis pupuk yang diberikan tepat (Sarief, 1986).
Melalui pemupukan diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah antara lain mengganti unsur hara yang hilang karena pencucian dan yang terangkut saat panen. Pemberian pupuk urea, TSP dan KCl sebagai sumber N, P dan K merupakan usaha untuk meningkatkan produksi tanaman (Rukmana, 1997).
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia.  Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman (Lingga dan Marsono, 2004)
Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
Pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa buah pada proses pengupasan buah (pulping) dan kulit tanduk pada saat pengerbusan  (hilling). Limbah padat kulit buah kopi  (pulp) belum dimanfaatkan secara optimal, umumnya ditumpuk disekitar lokasi pengolahan selama beberapa bulan,sehingga timbulnya bau busuk dan cairan yang mencemari lingkungan. Limbah kulit buah kopi memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang memungkinkan untuk memperbaiki tanah (Dirjen perkebunan, 2008).
Dari uraian diatas maka belum diketahui Pengaruh Dosis Ampas padat Kopi dan Ampas Padat Tahu Terhadap hasil Tanaman Jagung Manis sehingga perlu dijawab melalui sebuah penelitian.

1.2       Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pemberian dosis ampas padat kopi dan ampas padat tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis dan ada tidaknya interaksi antara kedua fakor yang diberikan.
1.3       Hipotetis
1.                  Diduga ada interaksi pemberian ampas padat kopi dapat meningkatkan produksi jagung manis.
2.                  Diduga ada interaksi dari pemberian ampas padat tahu terhadap produksi jagung manis.

3.                  Diduga terdapat Interaksi dari pemberian ampas kopi dan pemberian ampas padat tahu terhadap produksi jagung manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar