BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu komuditas utama yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia.
Pengendalian hayati sebagai komponen utama Pengendalian Hama Terpadu
pada dasarnya adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami untuk mengendalikan
populasi hama yang merugikan. Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh
berbagai pengetahuan dasar ekologi terutama teori tentang pengaturan populasi
oleh pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Musuh alami yang terdiri atas
parasitoid, predator dan patogen merupakan pengendali alami utama hama yang
bekerja secara “terkait kepadatan populasi” sehingga tidak dapat dilepaskan
dari kehidupan dan perkembangbiakan hama. Adanya populasi hama yang meningkat
sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi bagi petani disebabkan karena keadaan
lingkungan yang kurang memberi kesempatan bagi musuh alami untuk menjalankan
fungsi alaminya. Apabila musuh alami kita berikan kesempatan berfungsi antara
lain dengan introduksi musuh alami, memperbanyak dan melepaskannya, serta
mengurangi berbagai dampak negatif terhadap musuh alami, musuh alami dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik.
Agar tidak timbul kerancuan lebih dahulu perlu dibedakan pengertian
tentang pengendalian hayati (biological control) dan pengendalian alami
(natural control) yang seringkali dibicarakan bersama.
Pengendalian Hayati merupakan taktik pengelolaan hama yang dilakukan
secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasikan musuh alami untuk menurunkan
atau mengendalikan populasi hama. De Bach tahun 1979 mendefinisikan
Pengendalian Hayati sebagai pengaturan populasi organisme dengan musuh-musuh
alami sehingga kepadatan populasi organisme tersebut berada di bawah
rata-ratanya dibandingkan bila tanpa pengendalian. Pengendalian Alami merupakan
proses pengendalian yang berjalan sendiri tanpa ada kesengajaan yang dilakukan
oleh manusia. Pengendalian alami terjadi tidak hanya oleh karena bekerjanya
musuh alami, tetapi juga oleh komponen ekosistem lainnya seperti makanan, dan
cuaca.
Musuh alami dapat membantu manusia dalam menangani hama tanpa merusak
lingkungan. Dengan adanya musuh alami atau predator rantai makanan dalanm
lingkungan tersebut akan tetap terjaga.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah supaya Kita bisa mengetahui tentang jenis-jenis tanaman jagung.
dan mengetahui musuh alami tanaman jagung.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Jagung
1.
Jagung
gigi kuda (Dent corn)
Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Meksiko Utara, kemudian di Eropa.
sebagian besar dijadikan makanan ternak. Di Indonesia jenis jagung
ini jarang ditanam karena tidak tahan tarhadap hama bubuk dan cocok untuk
dibuat tepung jagung
Ciri khas biji jagung kuda adalah adanya lekukan dibagian tengah atau
atau bagian atas biji, batangnya tingi dan panjang tumbuhnya tegap dan
umurnya lama .Setiap batang tumbuhnya 1-2 tongkol.
2.
Jagung
mutiara (flint corn)
Jagung ini banyak terdapat di dunia terutama di Amerika Serikat
Argentina . sebagia digunakan untuk keperluan pakanternak . Kalau
di Indonsia dimanfaatkan untuk konsumsi manusia dan ternak. Tanaman jagung
mutiara dapat beradaptasi baik didaerah tropis dan subtropis.
Umur tanaman jagung ini agak lama demikian juga jumalah dan tumbuhan janggel
(tongkol bermacam-macam. beratnya per 1000 biji antara 100-700 gr. dan
bentuknya agak bulat dan ukurannya lebih kecil dari pada biji jagung model gigi
kuda , warnanya bervariasi , putih,kuning.dan juga agak merah. Permukaan biji
cerah dan bersinar dan agak keras ( horny starch) kandungan zat tepung relatif
sedikit dan terletak dibagian dalam (tengah).
3. Jagung
Manis ( Sweet Corn)
Jagung manis ( Z .m. saccharata ) diusahakan secara
besar besaran di AmerikaSerikat dan Meksiko. Produksi jagung manis
digunakan bahan pembuatan sirup, karena mengandung zat gula yang sangat tinggi.
sedangkan di Indonesia jagung manis baru mulai ditanam kurang lebih sekitar
tahun 2000 dan dalam beberapa tahun terakhir ini jagung manis menjad mata
dagangan ekspor ke pasar dunia.
Ciri khas jagung manis adalah biji-biji yang masih muda bercahaya dan
berwarna jernih, biji yang telah masak dn kering berkeriput ( mengerut. untuk
membedakan dapat dilihat dari rambut tongkol berwarna putih .jika rambutnya
berwarna merah berarti jaung biasa. Apabila ada yang berminat menanam jagung
manis ini terlebih kita melihat umur tanam yang berkisar antara 60-70 hari,
namun didataran tinggi mencapai 80 hari.
4. Jagung
Brondong( Pop Corn)
Jagung Berondong (Z.M everta) diusahakan secara besar-besaran di Amerika
terutama Iowa, Nebrazka dan Meksiko.
Ciri-cinya
bijinya kecil-kecil seperti terdapat di Mall –Mall atau pertokoan hampir
seluruh bentuk (endosperm) merupakan bagian yang keras, serta
jika dipanaskan dapat mengembang 10-30 kali dri volume semula.
5. Jagung
Pod (Pod Corn)
Jenis Jagung Pod (Z.m.Tunicata) merupakan bentuk primitif yang dijumpai
pertama kali di Amerika Selatan, terutama di Uruguay dan Paraguay.Di
Indonesia tidak ada yang mengusahakan karena jagung ini kurang menguntungkan ciri
khas nya biji dan tongkolnya banyak diselubungi oleh kelobot bijiny seolah-olah
tidak kelihatan.
6. Jagung
Berlilin ( Waxy Corn)
Jagung berlilin (Z.m Ceratina)biasa disebut jagung pulen karena kadar
amilopektinnya tinggi. dan cirinya lengket apabila dimasak bijinya kecil berwarna
jernih dan mengkilap seperti lilin dan dan zat patinya seperti tepung tapioka
dan memiliki ekonomis tinggi sebab dapat mengganti tepung 9tapioka dan bahan
pengganti sagu serta dapat dijadikan bahn pakan ternak.Asalmula jagung ini
adalh dari Asia .Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari
amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung ± 70% amylopectine dan 30%
amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai bahan
makanan.
7. Jagung
Tepung ( Flour Corn)
Jenis Jagung Tepung Flour Corn atau (Z.m amilacea) dikembang kan di
Amerika Selatan bagian Peru, Bolivia dan Colombia serta Colombia serta di
Afrika. Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya
pati lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras.
Ciri-ciri jagung tepung adalah hampir seluruh bijinya berisi pati yang
berupa tepung dan lunak, serta apabila terkena panas akan mudah pecah
panjang tongkolnya berkisar 25- 30 cm dan barisan bijinya berkisar 8- 12
baris. jagung jenis ini cocok untuk membuat tepung maezena.
2.2 Musuh Alami Pada Tanaman Jagung
·
Laba-laba
serigala dan laba-laba tutul ( Wolf
Spiders And Leopard Spiders )
Famili
Lycosidae, Ordo Araneae
Laba-laba serigala dan laba-laba tutul umumnya aktif pada malam hari.
Laba- laba ini tidak membuat sarang, tapi berburu mangsa, sehingga disebut
laba- laba pemburu. Serangga yang dilihatnya, dikejar, ditangkap dan
digigit/dimakan. Laba-laba serigala dan tutul bermata tajam. Matanya delapan,
tetapi ada dua yang lebih besar. Laba-laba serigala dan tutul berjalan di atas
tanah mencari serangga. Juga berburu di cabang dan daunan tanaman jagung.
Laba-laba ini memakan ngengat, ulat dan serangga lain. Setelah menangkap
serangga, laba-laba menyuntikkan racun yang melumpuhkan korban, kemudian
mengisap cairan tubuh korban.
·
Daur
hidup
Laba-laba jantan menggoyangkan bagian mulutnya (yang tampaknya seperti
kaki) untuk merayu betina. Setelah perkawinan, laba-laba betina menenun kantong
telur yang disambungkan ke bagian belakang tubuhnya. Kantong ini dibawa ke
mana- mana, juga saat berburu. Anak laba-laba yang menetas naik ke punggung
induknya, yang mampu membawa 100 anak di punggungnya. Sesudah cukup besar,
mereka turun dari induknya pada saat angin berhembus,
mengangkat bagian belakang badannya, menenun sutera, dan ditiup angin ke tempat lain.
mengangkat bagian belakang badannya, menenun sutera, dan ditiup angin ke tempat lain.
2.3 Hama Pada Tanaman Jagung
·
Penggerek
Batang (Ostrinia furnacalis)
Ciri-ciri
hama :
Ø Ngengat aktif malam hari, dan menghasilkan
beberapa generasi pertahun, umur imago/ngengat dewasa 7-11 hari.
Ø Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok,
satu kelompok telur beragam antara 30-50 butir, seekor ngengat betina mampu
meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebih
menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur di letakkan
pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9.
Ø Larva yang baru menetas berwarna putih
kekuning-kuningan, makan berpindah pindah, larva muda makan pada bagian alur
bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari.
Ø Pupa biasanya terbentuk di dalam batang,
berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.
·
Serangan
:
Ø Hama menyerang tanaman menjelang berbunga
dengan menggerek dalam batang, tanda terjadi serangan yaitu adanya serbuk
berwarna putih berserakan di sekitar permukaan daun dan bunga jantan
patah.
Ø Kerusakan yang ditimbulkan pada setiap bagian
tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga
jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, dan tumpukan
tassel yang rusak.
·
Pengendalian:
Menggunakan musuh alami, predator, parasitoid atau Laba-laba serigala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jagung (Zea mays) merupakan salah satu komuditas utama yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia.
Musuh alami dapat membantu penanganan hama
pada tanaman jagung Dengan adanya musuh alami atau predator manusia dapat
menangani hama tanpa merusak lingkungan.
3.2 Saran
Sebaiknya kita dapat menjaga keanekaragaman
hayati tanaman jagung, karena dengan begitu dapat memamfaatkan musuh alami maka
lingkungan akan terjaga.
DAFTAR
PUSTAKA
Ann. Rev Entomol,34:. 1-16.Gordon, RD
(1985) The Coccinellidae (Coleoptera) dari Amerika Utara Meksiko. NY Ent.
Soc. J ., 93:1-912.Grafton-Cardwell, B. (1999)
"Vedalia Beetle Informasi - Juli
1999" University of California Citrus Entomologi Laboratorium di Kearney
PertanianPusatDeBach, P. (1974)
Pengendalian Hayati oleh Musuh Alam.
Cambridge UniversityPress, New York. 323 hlm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar