BAB I
PENDAHULUAN
Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Musuh alami merupakan suatu pengendalian alami utama hama yang bekerja
secara tergantung kepadatan populasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan dan perkembangan hama. Hal ini erat kaitannya dengan kelangsungan
ekologi maupun habitat tanaman itu berada, karena selain mengurangi bahkan
tanpa bahan kimia, metode biologis ini lebih diarahkan pada pengendalian secara
alami dengan mem-biarkan musuh-musuh alami agar tetap hidup. Meskipun dampaknya
akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama, namun hal tersebut akan
menciptakan terjaganya keseimbangan ekosistem yang ada.
Pada kebun atau lahan yang sehat ditemukan banyak musuh alami seperti
semut rang- rang, tubuhan, burung, laba-laba dan lain-lain yang menguntungkan
bagi kehidupan manusia jika musuh alami yang ada diperlakukan dengan benar maka
mereka akan dapat memberikan keuntungan bagi kita yaitu melindungi tanaman dari
serangan hama. Musuh alami juga mempunyai musuh. Parasit dan predator mempunyai
predator, parasit dan patogen. Kebanyakan predator adalah kanibalistik yaitu
perilaku yang terjadi bila mangsa tidak dijumpai sehingga yang dapat bertahan
hidup hanya beberapa saja.
Penggunaan pestisida yang berlebihan, berspektrum luas dan tidak
selektif disertai tehnik budidaya yang kurang baik akan berdampak pada
ketidakseimbangan ekosistem, karena tidak hanya hama saja melainkan semua
pemangsanya pun turut musnah. Dan bila terjadi ledakan populasi hama yang baru,
jumlah predator yang ada tidak mencukupi sehingga pengendalian biologis tidak
akan efektif.
Melihat pentingnya peran predator
dan parasit dalam menjaga dan mengendalikan populasi hama, maka upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan insektisida yang
berspektrum luas, aplikasi insektisida dengan melakukan pengamatan perbandingan
jumlah hama dan musuh alami, bahkan bila perlu dalam suatu areal penanaman
dilakukan manipulasi lingkungan agar mendukung peran dan jumlah musuh alaminya.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
tentang musuh alami.
2.
Untuk mengetahui hama pada tanaman bawang merah.
3. Untuk
mengetahui jeni-jenis bawang merah.
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis
Bawang Merah
1. Bawang bombai putih
Bawang bombai ini memang berasal dari Bombay, India.
Ukurannya besar, umbinya beruas, berlapis, tinggi kandungan air, dan bergetah.
Bawang bombai dimanfaatkan sebagai bumbu beragam masakan. Umumnya, bawang
bombai dicincang halus dan dijadikan campuran hidangan utama, salad, serta
camilan.
2. Bawang bombai merah
Tekstur bawang bombai merah lebih keras dan padat. Aromanya lebih tajam
dan rasanya lebih manis. Biasanya dijadikan campuran salad, sayur berkuah,
tumisan, dan pelengkap hidangan utama.
3. Bawang lanang
Disebut juga bawang tunggal. Berwarna seperti bawang putih, tapi
bentuknya lebih bulat dan teksturnya padat juga keras. Kulit bawang lanang juga
padat dan tidak seringan kulit bawang putih. Bawang lanang lebih banyak
digunakan sebagai obat daripada bumbu.
4. Bawang merah
Bawang merah biasanya dihaluskan dan dicampur dalam
masakan. Bawang merah sejak lama telah digunakan untuk mengobati berbagai macam
penyakit, seperti cacingan, wasir, dan mata ikan pada kaki.
5. Bawang putih
Bawang putih digunakan sebagai obat selama bertahun-tahun
untuk mengobati tumor, gigitan serangga, bisul, gigitan ular, luka, flu, batuk,
dan mencegah infeksi. Bawang putih juga berkhasiat mengurangi jerawat dan
komedo.
2.2 Musuh Alami Pada Tanaman Bawang Merah
·
Laba-laba
` Predator merupakan golongan
makhluk hidup yang paling penting sebagai pengendali kehidupan organisme pada
tanaman bawang merah, tiap predator akan memakan banyak mangsa sepanjang
hidupnya. Predator mempunyai bentuk yang sangat mudah dilihat kendatipun kerap
kali ada beberapa yang masih sulit dibedakan dengan hama yang banyak terdapat
disekitar tanaman bawang merah. Beberapa jenis predator seperti laba-laba,
kumbang kubah dan kumbang tanah, mencari mangsa seperti penggerek batang serta
ulat pemakan daun di pertanaman bawang merah.
Laba-laba lebih menyenangi mangsa yang bergerak meskipun beberapa
diantaranya dapat menyerang kelompok telur. Banyak jenis laba-laba berburu
mangsa hanya pada malam hari, sementara jenis yang lain membuat jala perangkap
kemudian dikumpulkan dalam jala tersebut sepanjang siang dan malam hari.
Predator-predator tersebut perlu dijaga keberadaanya, antara lain dengan
cara mengurangi penggunaan insektisida yang memiliki daya racun luas.
Pengendalian hayati aman bagi lingkungan karena tidak memiliki dampak
samping terhadap lingkungan terutama terhadap serangga atau organisme bukan
sasaran. Karena musuh alami biasanya adalah khas inang. Meskipun pernah
dilaporkan kasus terjadinya ketahanan suatu jenis hama terhadap musuh alami
antara lain dengan membentuk kapsul dalam tubuh inang, namun kejadian tersebut
sangat langka.
Musuh alami adalah organisem yang ditemukan di alam yang dapatmembunuh
serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapatmengakibatkan kematian
pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dariserangga. Musuh alam
biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan
memakan individu serangga. Untuk beberapa spesies, musuhalami merupakan
kekuatan utama yang mengatur dinamika populasi serangga,sehingga penting bagi
kita untuk mengetahui bagaimana musuh alamidapatmempengaruhi populasi serangga
untuk mengestimasi pengaruhnya. Untuk menjelaskan kepadatan populasi
serangga dan memprediksi terjadinya outbreaks.
Musuh alami dapat membantu manusia dalam menangani hama tanpa merusak
lingkungan. Dengan adanya musuh alami atau predator rantai makanan dalanm
lingkungan tersebut akan tetap terjaga.
2.3 Hama
Pada Tanaman Bawang Merah
·
Ulat
Grayak
Ulat
Grayak (Spodoptera exigua Hubner)
Ordo :
Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Gejala
serangan :
Ulat bawang dapat menyerang tanaman
sejak fase pertumbuhan awal (1-10 hst) sampai dengan fase pematangan umbi
(51-65 hst). Ulat muda (instar 1) segera melubangi bagian ujung daun, lalu
masuk ke dalam daun bawang. Ulat memakan permukaan daun bagian dalam, dan
tinggal bagian epidermis luar. Daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya
atau terlihat bercak-bercak putih transparan, akhirnya daun terkulai.
Bioekologi
:
Imago betina meletakkan telur pada
daun bawang secara berkelompok dan ditutupi oleh bulu-bulu atau sisik dari
induknya. Tiap kelompok telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah telur yang
dihasilkan seekor betina sekitar 1.000 butir. Telur berwarna putih, berbentuk
bulat sampai bulat telur (lonjong) dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Setelah 2-6
hari telur menetas menjadi larva.
Larva (ulat) muda terdiri dari enam
instar kadang ada juga yang lima instar. Larva berwarna hijau dengan
garis-garis hitam pada punggungnya, berukuran 1,2 – 1,5 mm. Sedangkan larva
instar lanjut (2-5), berwarna hijau (umumnya didataran rendah) dan berwarna
cokelat (umumnya didataran tinggi), dengan garis kuning pada punggungnya. Larva
berukuran antara 1,5 – 19 mm, aktif pada malam hari, dan stadium larva
berlangsung selama 8-10 hari. Setelah melalui instar akhir, larva mejatuhkan
diri ke tanah untuk berkepompong (pupa). Larva S.exigua mempunyai sifat polifag
(pemakan segala).
Pupa berwarna cokelat muda dengan
panjang 9-11 mm. Pupa berada di dalam tanah ± 1 cm, dan sering dijumpai juga
pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering. Lama hidup pupa berkisar
antara 6 – 7 hari. Siklus hidup dari telur sampai imago adalah 3 – 4 minggu.
Ngengat mempunyai sayap depan berwarna cokelat tua dengan garis-garis kurang
tegas dan terdapat bintik-bintik hitam, rentangan sayap antara 25-30 mm. Sayap
belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris-garis hitam. Ngengat
betina mulai bertelur pada umur 2-10 hari.
·
Pengendalian
hayati:
memanfaatkan predator laba-laba antara lain Oxyopes sp, Lycosa sp dan
parasitoid Eurytoma poloni, penggunaan jamur patogen serta menggunakan serangga
lain Beauveria bassiana;
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bawang merah merupakan komoditas sayuran
yang sudah sejak lama di usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas
pertanian ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan
kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah.
1.
Ulat
grayak (S. litura) merupakan hama penting pada tanaman bawang merah karena
dapat menurunkan produktivitas tanaman, khususnya pada fase pertumbuhan R2-R4.
Hampir 60% pertanaman bawang merah ditanam pada musim kemarau atau setelah padi-padi
sehingga rawan terhadap serangan ulat grayak
2.
Pengendalian
hama ulat grayak, selain dengan cara kimiawi, dapat memanfaatkan memanfaatkan
agens hayati Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV),
·
Untuk
dapat mengidentifikasi gejala serangan hama.
·
Memperbanyak
literatur sebagai bahan perbandingan dengan gejala serangan hama atau musuh
alami yang ditemukan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1986.
Kerusakan dan hasil kedelai Orba pada berbagai umur tanaman dan
populasi ulat
grayak (Spodoptera litura). Seminar Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor Tahun
1986.
Departemen
Pertanian. 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu
(SL-PTT) Kedelai. Departemen Pertanian, Jakarta. 39 hlm
Marwoto dan Bejo.
1997. Resistensi hama ulat daun terhadap insektisida di daerah
sentra produksi
kedelai di Jawa Timur. Laporan Teknis 1996−1997. Balai Penelitian Tanaman
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang. 14 hlm.
terima kasih, ini sangat membantu dalam menyelesaikan tugas saya
BalasHapussama-sama...? kita didalam hidup memang harus berbagi.
BalasHapus