Kamis, 15 Oktober 2015

PRINSIP-PRINSIP ATAU FAKTOR-FAKTOR PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN

PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN

A. Prinsip
Pedoman ini menguraikan prinsip-prinsip umum perencanaan tata guna lahan, perencanaan penempatan/lokasi dan desain bangunan infrastruktur untuk penanggulangan (mitigasi) bahaya bencana tsunami, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.    pengertian risiko tsunami untuk masyarakat umum: bencana, kerawanan dan penyingkapan (dampak) tsunami (Prinsip 1),
b.    menghindari pembangunan baru di kawasan rawan tsunami, untuk mengurangi korban jiwa dan kerugian materi (harta benda) di masa mendatang (Prinsip 2),
c.    penentuan lokasi dan konfigurasi pembangunan baru di kawasan rawan tsunami, untuk mengurangi korban jiwa dan kerugian materi di masa mendatang (Prinsip 3),
d.   perencanaan umum dan konstruksi bangunan infrastruktur untuk mengurangi dampak tsunami (Prinsip 4),
e.    mitigasi bangunan infrastruktur (prasarana) terhadap risiko bencana tsunami dengan pembangunan kembali dan rencana tata guna lahan dan pembangunan proyek (Prinsip 5),
f.     perencanaan dan penentuan lokasi bangunan prasarana dan fasilitas kritis, untuk mengurangi dampak tsunami (Prinsip 6),
g.    perencanaan kegiatan evakuasi vertikal dan horisontal (Prinsip 7), pembuatan zonasi tsunami dan aplikasi analisis perhitungan.  

B. Faktor yang penting dalam (PTGL) adalah:
faktor lingkungan seperti faktor kelerengan, iklim, jenis tanah dan batuan,tutupan lahan, satwa liar, hidrologi dan lain sebagainya. Hal yang terpenting dalam suatu perencanaan tataguna lahan adalah usulan lokasi serta tujuan peruntukannya.

Proses Perencanaan Tata Guna (Peruntukan) Lahan
1      Tahap Pertama  adalah melakukan Survei Pendahuluan atas data dasar yang meliputi studi pustaka,survey lapangan,serta pekerjaan laboratorium guna menyusun dan memadukan data dasar kedalam peta skala 1 : 25.000.
2      Tahap Kedua adalah melakukan Penilaian Kapabilitas Lahan.
3      Tahap ketiga adalah menyiapkan Rencana lokasi dan tujuan dari peruntukan lahan.

Peruntukan Lahan Surakarta Kota - 2014 (disempurnakan oleh: PN)

HAL YANG PERLU DITINJAU DALAM TAHAP PERTAMA

1. Peta Topografi

Peta Topografi (Peta Rupa Bumi) adalah peta dasar yang umum digunakan untuk menentukan kondisi permukaan lahan seperti menentukan persen kelerengan/ kelas lereng, arah lereng serta ketinggian. Untuk proses perencanaan biasanya menggunakan peta standart skala 1 : 25.000.
Karakter dari kelas lereng terhadap kesesuaian lahan :
•  0 -  5% Lahan bertopografi Datar. Sangat sesuai untuk area permukiman dan pertanian. Sebagian berpotensi terhadap genangan banjir dan drainase buruk.
•  5 - 15%  Lahan bertopografi Landai. Kurang sesuai untuk lapangan terbang atau industri berat, potensial untuk permukiman-perkantoran-area bisnis dengan drainase baik.
•  15 - 30% Lahan bertopografi Gelombang. Kurang sesuai untuk area pertanian karena masalah erosi; berpotensi untuk perumahan,industry ringan, dan rekreasi.
•  30 - 50% Lahan bertopografi Terjal. Sesuai untuk hunian cluster, pariwisata, hutan kota, padang rumput.
•  > 50% Lahan bertopografi Sangat Terjal. Sesuai untuk kehidupan satwa liar dan hutan lindung, tidak sesuai untuk real estate.


2. Klimatologi

• Kondisi iklim suatu wilayah akan sangat menentukan dalam penetapan peruntukan lahan .
• Data iklim suatu wilayah sangat diperlukan, terutama untuk wilayah yang memiliki bentang alam bervariasi mulai fdari dataran pantai hingga pegunungan.
• Data iklim diperlukan dalam menentukan jenis pertanian apa yang akan dikembangkan pada suatu wilayah tertentu

Data Dasar antara lain :
- Temperatur rata-rata musim kemarau (maret-agustus).
- Temperatur rata-rata musim penghujan (september –februari).
- Presipitasi (penguapan ) rata-rata per tahun.
- Jumlah rata-rata cuaca berawan per-tahun.
- Jumlah rata-rata cuaca cerah per-tahun.
- Kecepatan angina rata-rata.
- Kelembaban rata-rata.
- Catatan temperature terendah.
- Catatan temperature tertinggi.
- Catatan daerah kabut .

3. Peta Vegetasi
Peta vegetasi adalah peta yang menggambarkan penyebaran berbagai jenis tanaman dan tumbuhan yang terdapat di wilayah tersebut.

4. Peta Geologi dan Rawan Bencana
Peta rawan bencana dapat diturunkan dari peta geologi, pada umumnya peta geologi menggambarkan penyebaran dari berbagai jenis batuan, struktur geologi, stratigrafi, lokasi-lokasi daerah rawan longsor,lokasi sesar/patahan aktiv,dan lokasi-lokasi daerah rawan banjir.


5. Peta Rawan Bencana Longsor
Adalah peta yang menyajikan informasi mengenai penyebaran lokasi-lokasi yang berp[otensi terjadi longsor, tipe dan jenis longsoran, karakteristik longsoran, dan sifat batuan dilokasi longsor.

6. Satwa Liar
Keberadaan satwa liar pada suatu wilayah perlu dipertimbangkan dalam penentuan peruntukan lahan, baik tipe dan jenis, jumlah  maupun populasinya. Laporan keberadaan satwa liar ditekankan pada kelompok satwa liar yang dilindungi dikaitkan dengan keberadaan manusia yang akan memempati wilayah tersebut sehingga ekosistem dapat terjaga.

7. Hidrologi
Peta hidrologi menggambarkan penyebaran sumber daya air, baik sumber daya air permukaan (surface runoff) seperti air sungai,danau, mata air,rawa  maupun sumber daya air bawah tanah (akuifer).

8. Tutupan Lahan
Peta tutupan lahan  berisi informasi baik vegetasi maupun hasil budidaya manusia. Bagi perencana, peta tutupan lahan sangat penting dan menjadi pertimbangan didalam penetapan peruntukan lahan, terutama dalam konversi lahan dan perhitungan biaya land clearing.

9. Tataguna Lahan  Eksisting
Peta eksisting tataguna lahan dapat dipakai sebagai acuan  dalam perencanaan peruntukan lahan.

10. Kapabilitas Lahan
Kapabilitas lahan adalah tingkat kemampuan sebuah lahan untuk dimuati/mendukung suatu kegiatan tertentu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar