PERENCANAAN
TATA GUNA LAHAN
A.
Prinsip
Pedoman ini menguraikan
prinsip-prinsip umum perencanaan tata guna lahan, perencanaan penempatan/lokasi
dan desain bangunan infrastruktur untuk penanggulangan (mitigasi) bahaya
bencana tsunami, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. pengertian
risiko tsunami untuk masyarakat umum: bencana, kerawanan dan penyingkapan
(dampak) tsunami (Prinsip 1),
b. menghindari
pembangunan baru di kawasan rawan tsunami, untuk mengurangi korban jiwa dan
kerugian materi (harta benda) di masa mendatang (Prinsip 2),
c. penentuan
lokasi dan konfigurasi pembangunan baru di kawasan rawan tsunami, untuk
mengurangi korban jiwa dan kerugian materi di masa mendatang (Prinsip 3),
d. perencanaan
umum dan konstruksi bangunan infrastruktur untuk mengurangi dampak tsunami
(Prinsip 4),
e. mitigasi
bangunan infrastruktur (prasarana) terhadap risiko bencana tsunami dengan
pembangunan kembali dan rencana tata guna lahan dan pembangunan proyek (Prinsip
5),
f. perencanaan
dan penentuan lokasi bangunan prasarana dan fasilitas kritis, untuk mengurangi
dampak tsunami (Prinsip 6),
g. perencanaan
kegiatan evakuasi vertikal dan horisontal (Prinsip 7), pembuatan zonasi tsunami
dan aplikasi analisis perhitungan.
B.
Faktor yang penting dalam (PTGL) adalah:
faktor lingkungan seperti
faktor kelerengan, iklim, jenis tanah dan batuan,tutupan lahan, satwa liar,
hidrologi dan lain sebagainya. Hal yang terpenting dalam suatu perencanaan
tataguna lahan adalah usulan lokasi serta tujuan peruntukannya.
1 Tahap
Pertama adalah melakukan Survei Pendahuluan atas data
dasar yang meliputi studi pustaka,survey lapangan,serta pekerjaan laboratorium
guna menyusun dan memadukan data dasar kedalam peta skala 1 : 25.000.
2 Tahap
Kedua adalah melakukan Penilaian Kapabilitas Lahan.
3 Tahap
ketiga adalah menyiapkan Rencana lokasi dan tujuan dari
peruntukan lahan.
HAL YANG PERLU DITINJAU DALAM TAHAP PERTAMA
1. Peta Topografi
Peta Topografi (Peta
Rupa Bumi) adalah peta dasar yang umum digunakan untuk menentukan
kondisi permukaan lahan seperti menentukan persen kelerengan/ kelas lereng,
arah lereng serta ketinggian. Untuk proses perencanaan biasanya
menggunakan peta standart skala 1 : 25.000.
Karakter dari kelas lereng terhadap kesesuaian lahan
:
• 0 - 5% Lahan
bertopografi Datar. Sangat sesuai untuk area permukiman dan
pertanian. Sebagian berpotensi terhadap genangan banjir dan drainase
buruk.
• 5 - 15% Lahan
bertopografi Landai. Kurang sesuai untuk lapangan terbang atau industri
berat, potensial untuk permukiman-perkantoran-area bisnis dengan drainase baik.
• 15 - 30% Lahan bertopografi
Gelombang. Kurang sesuai untuk area pertanian karena masalah
erosi; berpotensi untuk perumahan,industry ringan, dan rekreasi.
• 30 - 50% Lahan
bertopografi Terjal. Sesuai untuk hunian
cluster, pariwisata, hutan kota, padang rumput.
• > 50% Lahan bertopografi
Sangat Terjal. Sesuai untuk kehidupan satwa liar dan hutan lindung,
tidak sesuai untuk real estate.
2. Klimatologi
• Kondisi iklim suatu wilayah akan sangat
menentukan dalam penetapan peruntukan lahan .
• Data iklim suatu wilayah sangat diperlukan,
terutama untuk wilayah yang memiliki bentang alam bervariasi mulai fdari
dataran pantai hingga pegunungan.
• Data iklim diperlukan dalam menentukan jenis
pertanian apa yang akan dikembangkan pada suatu wilayah tertentu
Data Dasar antara lain :
- Temperatur rata-rata musim kemarau
(maret-agustus).
- Temperatur rata-rata musim penghujan
(september –februari).
- Presipitasi (penguapan ) rata-rata per
tahun.
- Jumlah rata-rata cuaca berawan per-tahun.
- Jumlah rata-rata cuaca cerah per-tahun.
- Kecepatan angina rata-rata.
- Kelembaban rata-rata.
- Catatan temperature terendah.
- Catatan temperature tertinggi.
- Catatan daerah kabut .
3. Peta Vegetasi
Peta vegetasi adalah
peta yang menggambarkan penyebaran berbagai jenis tanaman dan tumbuhan yang
terdapat di wilayah tersebut.
4. Peta Geologi dan Rawan Bencana
Peta rawan bencana
dapat diturunkan dari peta geologi, pada umumnya peta geologi menggambarkan
penyebaran dari berbagai jenis batuan, struktur geologi, stratigrafi,
lokasi-lokasi daerah rawan longsor,lokasi sesar/patahan aktiv,dan lokasi-lokasi
daerah rawan banjir.
5. Peta Rawan Bencana Longsor
Adalah peta yang
menyajikan informasi mengenai penyebaran lokasi-lokasi yang berp[otensi terjadi
longsor, tipe dan jenis longsoran, karakteristik longsoran, dan sifat batuan
dilokasi longsor.
6. Satwa Liar
Keberadaan satwa liar
pada suatu wilayah perlu dipertimbangkan dalam penentuan peruntukan lahan, baik
tipe dan jenis, jumlah maupun populasinya. Laporan keberadaan satwa liar
ditekankan pada kelompok satwa liar yang dilindungi dikaitkan dengan keberadaan
manusia yang akan memempati wilayah tersebut sehingga ekosistem dapat terjaga.
7. Hidrologi
Peta hidrologi
menggambarkan penyebaran sumber daya air, baik sumber daya air permukaan
(surface runoff) seperti air sungai,danau, mata air,rawa maupun sumber
daya air bawah tanah (akuifer).
8. Tutupan Lahan
Peta tutupan lahan
berisi informasi baik vegetasi maupun hasil budidaya manusia. Bagi perencana,
peta tutupan lahan sangat penting dan menjadi pertimbangan didalam penetapan
peruntukan lahan, terutama dalam konversi lahan dan perhitungan biaya land
clearing.
9. Tataguna Lahan Eksisting
Peta eksisting tataguna
lahan dapat dipakai sebagai acuan dalam perencanaan peruntukan lahan.
10. Kapabilitas Lahan
Kapabilitas lahan
adalah tingkat kemampuan sebuah lahan untuk dimuati/mendukung suatu kegiatan
tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar