Sabtu, 10 Oktober 2015

LAPORAN PRAKTIKUM JAGUNG MANIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Jenis jagung dapat dikelompokkan menurut umur dan bentuk biji.
1.    Menurut umur, dibagi menjadi 3 golongan:
2.    Berumur pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu dan Arjuna.
3.    Berumur sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.
4.    Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan Harapan.
Jagung manis  mengandung kadar gula yang relatif tinggi, kerana itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput. Manfaat Sebagai bahan makanan, makanan ternak, bahan baku pengisi obat dll.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai beriktu :
1.      Pembudidayaan jagung manis yang tidak benar bisa menimbulkan kerugian bagi petani ..
2.      Bagaimana cara budidaya tanaman  jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt.) yang dianjurkan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah minimum konservasi dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan jagung manis.

1.4 Kengunaan Praktikum
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh sistem olah tanah minimum konservasi dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan jagung manis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi Tanaman Jagung
Tanaman jagung (Zea Mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman pangan yang penting, selain gandum dan padi. Tanaman jagung berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika, melalui kegiatan bisnis orang Eropa ke Amerika. Pada abad ke-16 orang portugal menyerbarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Jagung oleh orang Belanda dinamakan main dan oleh orang Inggris (Ki-Jin, 2000).
Secara umum, jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin. Di antaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, dan mengandung banyak vitamin.

Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Monocotiledon
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays L (Sepriliyana, 2010).

Pembuatan bedengan dilakukan setelah tanah diolah. Bedengan dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Ukuran bedengan adalah lebar 2 meter. Panjang 3 meter, dan tinggi 15-20 cm antara dua bedeng, dibuat parit untuk memasukkan dan mengalirkan air ke tempat penanaman (Yudiwanti, 2010).
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat (Sirait, 1989).
Pada waktu pengolahan lahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah, tetapi cukup lembab hingga mudah dikerjakan, sampai tanah cukup gembur. Tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak memerlukan pengerjaan tanah. Pada tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat (drainase) pembuatan saluran dan pembubunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air (Poehlman, 1959).

2.2 Morfologi Tanman Jagung
Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Burhanuddin, 2009).

Batang jagung
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin (Irfan, 1999).

Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada selsel daun (Puslitbangtan, 1993). 

Bunga
Jagung memiliki bunga jantandan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol (Sinuraya, 1989).

Tongkol
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
a. Iklim
Iklim sedang hingga daerah beriklim basah. Pada lahan tidak beririgasi, curah hujan ideal 85-200 mm/bulan dan harus merata.  Sinar matahari cukup dan tidak ternaungi Suhu 21-340C, optimum 23-270C. Perkecambahan benih memerlukan suhu ± 300C (Effendi, 1999).

b. Tanah
Tanah gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah: andosol, latosol, grumosol, dan tanah berpasir. Tanah grumosol memerlukan  pengolahan tanah yang baik. Tanah terbaik bertekstur lempung/liat berdebu. pH tanah  5,6 – 7,5. Aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Kemiringan ≤ 8%, lahan miring > 8%, perlu di teras. Tinggi tempat 1.000-1800 m dpl, optimum 0-600 m dpl (Sukarsono, 2003).

2.3 Pengelolaan Tanah Ada Dua
Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami.

a.      Secara primer
Pengolahan tanah primer (pengolahan tanah pertama) Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar.

b.      Secara sekunder
Sedangkan pengelolaan secara sekunder (pengelolaan tanah kedua) mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata (siap untuk ditanami)

2.4 Infiltrasi Dan Porositas Tanah
a. Infiltrasi
Infiltrasi dimaksudkan sebagai proses masuknya air kepermukaan tanah. Proses ini merupakan bagian yang sangat penting dalam daur hidrologi maupundalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran disungai.

·         Proses Terjadinya Infiltrasi
Ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah. Proses masuknya air hujan kedalam tanah ini disebabkan oleh tarikan gaya grafitasi dan kapiler tanah.. laju infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya grafitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh gaya grafitasi , air hujan mengalir tegak lurus kedalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat mengelirkan air tersebut tegak lurus keatas, kebawah, dan kearah horizontal.
Proses infiltrasi yang demikian, melibatkan tiga proses yang tidak saling tergantung :
1.      Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah
2.      tertampungnya air hujan rtersebut di dalam tanah
3.      proses mengalirnya air tersebut ketempat lain (bawah, samping, dan atas).
Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
1.      Karakteristik –karakteristik hujan
2.      Kondisi-kondisi permukaan tanah
·      Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
·      Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
·      Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.
·      Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
·      Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya.
·      Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan permukaan.
3. Kondisi-kondisi penutup permukaan
·      Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi
·      Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.
·      Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi.
4. Transmibilitas tanah
·      Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah.
·      Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.
5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi
·      Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti.
·      Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.  
b.   Porositas tanah
Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jika tanh tidal poreus (Hakim ,1996)
Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength) dan pemampatan (compressibility), secara langsung berhubungan dengan atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa (density), berat volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of saturation).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar.
Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air.  Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya.  Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu :
(1) pori makro atau pori besar ;
(2) pori meso atau pori sedang ; dan
(3) pori mikro atau pori kecil. 
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun pori makro.  Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang.  Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat.  (Pairunan, dkk, 1985).
Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an bahan organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur pasir dalam tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai lalu lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori mikro lebih berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi menurun (Soepardi, 1983 dalam Hidayah et al., 2001).






BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Judul Laporan
Laporan praktikum ini kami beri judul “ Pengaruh sistem olah tanah minimum konservasi dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan jagung manis’’

3.2 Waktu Dan  Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2015, Penanaman dilaksanakan pada tanggal 08 April 2015, pengukuran di hari 45 pada tanggal 06 Mei 2015, di lahan Fakultas Pertanian universitas jabal ghafur sigli.

3.3 Bahan Dan Alat                     
Ø Bahan
Dalam praktikum ini bahan yang digunakan adalah jagung manis (zea mays sacharata) dan pupuk kandang.                
Ø Alat
            Dan alat-alat yang di gunakan cangkul, parang, garu, meteran, tali plastik, alat tulis, dan alat lainnya.

3.4 Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum di lapangan meliputi kegiatan pengolahan tanah, penanaman dan pemeliharaan.
a.    Pengolahan Tanah
ü pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah.
ü dibuat alur tanaman dengan jarak 20 cm.
ü kedalaman mencangkul kurang lebih 15-20 cm, untuk menggemburkan tanah dan membuat aerasi.

b.   Penanaman
Penanaman dilakukan dengan melubangi tanah agar benih dapat ditanam dengan baik, kemudian ditimbun. Untuk setiap lubang tanam, diberikan 2 benih jagung. Jarak tanam untuk setiap lubang tanam yaitu 30 x 70 cm dengan kedalaman lunbang tanam 3-5 cm. Setelah benih ditanam, maka benih harus rutin disiram setiap hari untuk membantu proses imbibisi pada proses perkecambahan.

c.    Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap bibit tanaman yang rusak ataupun mati. Penyulaman dilakukan seminggu setelah penanaman benih jagung manis. Pada pratikum ini penyulaman tanaman jagung dilakukan 3 kali yang pertama yaitu Pada tanggal 22 april  2015. Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma.

d.   Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
e.    Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

f.     Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

g.    Pemupukan
Dosis pupuk jagung yang digunakan dalam praktikum ini pupuk kandang sebanyak 15 kg. Pemupukan ini di lakukan hanya satu kali, Pupuk kandang di berikan ketika seminggu sebelum tanam.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel Tanaman Jagung Manis.

No
Tinggi Batang
Diameter Batang
Panjang Daun
Lebar Daun
Banyak Daun
Jumlah Akar Tunggal
Panjang Akar Tunggal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
50 cm
48 cm
48 cm
45 cm
35 cm
50 cm
8 cm
7 cm
6 cm
7,5 cm
6 cm
5,5 cm
70 cm
75 cm
70 cm
68 cm
60 cm
40 cm
6,5 cm
7 cm
6 cm
6,5 cm
5,5 cm
5 cm
11 cm
10 cm
7 cm
9 cm
8 cm
8 cm
9 akar
10 akar
11 akar
9 akar
8 akar
8 akar
12 cm
20 cm
17 cm
18 cm
10 cm
14 cm

4.2 Pembahasan
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan diantara keempat tubuhan tersebut yaitu :

1.  Faktor Cahaya :
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, pada proses perkecambahan yang diletakkan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi dimana kacang hijau tumbuh lebih panjang namun tidak subur pertumbuhannya.

2.  Faktor Suhu :
Suhu yang cukup (suhu ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-hormon tumbuhan karena kerja enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Semakin panas atau dingin suhu ruangan maka hormon tumbuhan 마무 semakin tidak bekerja.

3.  Faktor Air dan Nutrisi :
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya reaksi kimia, dan tanaman hijau yang kekurangan air lambat laun akan layu. Rupanya dalam percobaan, detergen tidak hanya memberi air sebagai media reaksi kimia namun juga memberi nutrisi karena mengandung Asam Nitrat dan Natrium Trifosfat yang juga ada dalam kandungan pupuk untuk menyuburkan tanaman.




BAB V
KESIMPULAN DAN  SARAN

5.1 Kesimpulan
1.      Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika.
2.      Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia.
3.      Laporan ini bertujuan untuk mengetahui  pengaruh sistem olah tanah minimum konservasi dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan jagung manis.
4.      Dalam praktikum jarak tanam yang digunakan dengan ukuran 20 cm x 70 cm dan ukuran bedengan lebar 2 m, panjang 6 m.

5.2 Saran
            Dalam melakun suatu percobaan perlu perawatan yang baik dan efektif supaya pertumbuhan tanaman jagung normal. Seperti penanaman, penyulaman, pembumbunan, penyiraman, dan pemupukan.





DAFTAR PUSTAKA


James, M. G.. "Characterization of the Maize Gene sugary1, a Determinant of Starch Composition in Kernels". The Plant Cell 7 (4): 417-429.
                          
Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia





                                                   Penanaman



                                          Pengukuran tinggi tanaman

                                                   pengukuran daun
                                                   



3 komentar:


  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan RHIZOBIUM untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami dihttps://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus
  2. Saya ingin berkongsi dengan anda semua di sini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman saya dari Encik Benjamin yang membantu saya dengan pinjaman sebanyak 400,000.00 Euro untuk memperbaiki perniagaan saya. Ia mudah dan cepat apabila saya memohon pinjaman apabila keadaan semakin kasar dengan perniagaan saya. Benjamin memberi pinjaman saya tanpa berlengah-lengah. di sini adalah e-mel Benjamin / e-mel kenalan: +1 989-394-3740, lfdsloans@outlook.com.

    BalasHapus