Jumat, 18 Maret 2016

Demo HMI Kutacane Ricuh

* Sempat Bentrok dengan Polisi

KUTACANE - Aksi demo puluhan mahasiswa Himpunan Islam Indonesia (HMI) Kutacane berakhir ricuh di depan kantor DPRK Agara, Kamis (17/3). Mereka menuntut Polda Aceh untuk membebaskan lima warga Leuser yang telah ditahan di Banda Aceh dan aksi serupa juga dilakukan mahasiswa asal Agara di depan Mapolda Aceh di Banda Aceh. ( VIDEO : Massa HMI Bentrok dengan Polisi )
Kedua aksi demo itu, sama-sama menuntut dibebaskannya lima warga Agara yang ditahan di Mapolda Aceh terkait kasus pengrusakan Kantor TNGL saat demo beberapa bulan lalu di Kutacane, Agara. Bentrokan mahasiswa dan polis, kemarin, dipicu saat petugas melarang membakar ban bekas di jalan raya nasional.
Namun, demonstran tidak mengubris sehingga terjadi aksi baku hantam antara polisi dengan demonstran, namun, tidak berlangsung lama setelah Kabag Ops Polres Galus dan personil lainnya berhasil melerai keributan itu yang sempat membuat kemacetan dan menjadi perhatian para pengguna jalan.
Sebelumnya, demonstran berorasi di Kantor Bupati Agara sebelum melakukan longmach sejauh dua kilometer menuju Kantor DPRK Agara. Kedatangan demonstran itu tidak ada yang menyambut, termasuk menanggapi tuntutan mereka.
“Kami meminta lima warga yang ditahan di Mapolda Aceh dibebaskan dan mana kepedulian bupati dan wakil bupati Agara yang membiarkan rakyatnya dihukum di Polda Aceh,” ujar Hendra dalam orasinya.
Sedangkan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Tenggara (IPMAT) dan Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA), Kamis (17/3) sekira pukul 10.00 WIB berdemo di depan Gedung Mapolda Aceh. Mereka menuntut agar lima petani agara yang ditahan do Polda Aceh sejak 1 Maret 2016 dibebaskan.

Senin, 29 Februari 2016

HMI Pidie Nyatakan “Perang” Terhadap LGBT di Aceh


LINTAS NASIONAL – PIDIE, Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sigli melakukan aksi damai mengutuk Perilaku Lesbi, Gay, Transgender dan Bisexual (LGBT) yang sedang marak saat ini, aksi itu di lakukan di seputaran simpang 4 (Empat) Keunire Jalan Prof. A.Majid Ibrahim Sigli 29 Februari 2016.
Dalam aksi damai tersebut, Faisal selaku koordinator aksi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyatakan perang terhadap LGBT.
“LGBT selain melawan kodrat dan perintah Allah SWT juga tidak sesuai dengan khasanah budaya Aceh kita,” ujar Faisal.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum HMI Cabang Sigli Imam Nurdin meminta kepada pemerintah agar serius menanggapi pekembangan LGBT khususnya di Pidie melalui promosi, preventif dan rehabilitasi bagi individu LGBT dari berbagai aspek khususnya dalam peningkatan religi, kesehatan dan sosial.
“Diharapkan pemerintah Aceh agar menerapkan hukum cambuk atau rajam bagi kaum LGBT di bumi serambi mekkah yang berlandaskan syariat Islam,” pinta Imam
Dalam aksi damai tersebut HMI Cabang Sigli juga mengecam keras aksi sepihak pencatutan nama Aceh pada acara Miss Indonesia yang diwakili oleh perempuan berdarah Surabaya.
Dimana dalam kontes tersebut perwakilan Aceh tidak dapat mempesentasikan khasanah ke Acehan sehingga membuat marwah dan harga diri rakyat aceh di permalukan.
“Pemerintah Aceh harus tegas dalam menyikapi berbagai kontes yang tidak mencerminkan budaya Aceh, apapun yang menjadi event nantinya harus dengan culture dan kekhususan Aceh, ujar Ketua Umun HMI Cabang Sigli.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sigli menuntut penyelengara Miss Indonesia untuk melakukan permintaan ma’af di media kepada seluruh masyarakat Aceh, jika hal itu tidak dilakukan HMI Cabang Sigli akan menggalang kekuatan seluruh masyarakat Aceh untuk memboikot seluruh aktivitas yang berkaitan dengan media MNC Group dan Yayasan Indonesia.(Z.Arz)

AKSI TOLAK LGBT

LINTAS NASIONAL – PIDIE, Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sigli melakukan aksi damai mengutuk Perilaku Lesbi, Gay, Transgender dan Bisexual (LGBT) yang sedang marak saat ini, aksi itu di lakukan di seputaran simpang 4 (Empat) Keunire Jalan Prof. A.Majid Ibrahim Sigli 29 Februari 2016.
Dalam aksi damai tersebut, Faisal selaku koordinator aksi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyatakan perang terhadap LGBT.
“LGBT selain melawan kodrat dan perintah Allah SWT juga tidak sesuai dengan khasanah budaya Aceh kita,” ujar Faisal.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum HMI Cabang Sigli Imam Nurdin meminta kepada pemerintah agar serius menanggapi pekembangan LGBT khususnya di Pidie melalui promosi, preventif dan rehabilitasi bagi individu LGBT dari berbagai aspek khususnya dalam peningkatan religi, kesehatan dan sosial.
“Diharapkan pemerintah Aceh agar menerapkan hukum cambuk atau rajam bagi kaum LGBT di bumi serambi mekkah yang berlandaskan syariat Islam,” pinta Imam
Dalam aksi damai tersebut HMI Cabang Sigli juga mengecam keras aksi sepihak pencatutan nama Aceh pada acara Miss Indonesia yang diwakili oleh perempuan berdarah Surabaya.
Dimana dalam kontes tersebut perwakilan Aceh tidak dapat mempesentasikan khasanah ke Acehan sehingga membuat marwah dan harga diri rakyat aceh di permalukan.
“Pemerintah Aceh harus tegas dalam menyikapi berbagai kontes yang tidak mencerminkan budaya Aceh, apapun yang menjadi event nantinya harus dengan culture dan kekhususan Aceh, ujar Ketua Umun HMI Cabang Sigli.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sigli menuntut penyelengara Miss Indonesia untuk melakukan permintaan ma’af di media kepada seluruh masyarakat Aceh, jika hal itu tidak dilakukan HMI Cabang Sigli akan menggalang kekuatan seluruh masyarakat Aceh untuk memboikot seluruh aktivitas yang berkaitan dengan media MNC Group dan Yayasan Indonesia.(Z.Arz)